Totomatoto #3

Diposting oleh naela , Sabtu, 13 November 2010 01.59

Kost Falya, Kukusan Kelurahan, Depok, Juni 2005.

“Kenapa kamu suka asamnya tomat?”

Audrey sedang membantu Falya mengemasi buku-buku dan kumpulan diktat kuliah miliknya ketika gadis mungil itu berencana pindah kost dari Kukel (Kukussan Kelurahan) ke daerah Kutek. Sebenarnya, sudah lama Falya ingin pindah karena tubuh kecilnya sering kelelahan ketika harus berjalan agak jauh dari terminal bus kuning, namun baru kali ini ia sempat mengadakan kegiatan beberes yang tak sedikit menguras tenaga ini. Tentu saja setelah musim ujian berakhir.

“Karena,” Falya menjatuhkan tumpukan buku-buku itu sehingga timbul suara berdebum, “Asam itu bijaksana.”

Audrey memasukkan buku-buku yang dijatuhkan Falya tadi ke mobil Ivan, teman kampusnya. Cowok itu sengaja meminjam mobil Ivan demi membantu Falya pindah kost karena gadis itu tidak mempunyai sanak saudara yang dekat dengan kampusnya. Sudah hampir setahun keakraban itu mengikat mereka. “Maksud kamu bijaksana?”

“Yah, asam itu pengingat kita, kalau hidup tak selamanya manis, tak selalu pahit, dan tak melulu datar tanpa rasa.”jawabnya masih tak menengok ke arah Audrey, sibuk dengan kumpulan kertas-kertas yang sedang ia pilah. “Asam itu penuh kejutan, seperti keajaiban yang muncul tiba-tiba. Seperti kita yang selalu menyipitkan mata ketika asam menyentil lidah kita, ada kejutan di situ. Semua tergantung kita, bakal terus berjalan menanti asam-asam lain, menetralkan lidah dengan air putih tawar atau sirup manis, atau bahkan minum jamu brotowali yang pahit.” Falya tertawa kecil membayangkan brotowali dengan harum semerbak itu hinggap di bibirnya, pahitnya bukan main. Ia pernah mencicipinya ketika neneknya membelinya di sebuah pasar yang ada di Jogja.

“Yah, Hidup itu, baik pilihan maupun sudah dipilihkan, pasti berjalan karena kita.”Sambung Falya.

Audrey terhenti dari pekerjaannya sesaat, memutar tubuh. Ia menatap tubuh mungil yang masih berjongkok di hadapan kertas-kertas berserakan itu. “Aku pikir isi kepalamu hanya ada Raja Totomato, Totomatoko, Totimoti, Tomatito, de-es-be.. de-es-be..”

Falya mendongak, “Baru tahu, ya? Aku tomat ajaib!” serunya girang.

Cowok di hadapannya menggelengkan kepala akan ulah ini, “Pastinya.”

Mendadak, Falya bangkit, lantas berjalan mendekati Audrey yang kembali menekuri buku-buku dalam bagasi kijang Ivan yang harus segera dirapikan demi efisiensi ruang untuk barang-barang lain. “Tangan,”gadis itu menggantungkan telapak tangan yang menengadah di udara, tepat di hadapan wajah Audrey, seperti anak kecil yang meminta uang.

“Apa?”Audrey berbalik.

Tanpa dijawab, Falya menyambar tangan kanan Audrey. Gadis itu mengeluarkan sebuah pulpen, kemudian tangan Audrey ia balik, punggung tangannya berada di bawah. Di atas telapak tangan cowok yang kini tengah kebingungan itu, Falya mulai menggoreskan sesuatu. “Fal, Fal, apa-apaan sih?” Audrey tidak siap dengan gerakan tiba-tiba ini.

Falya mendelik, “Diam saja! Jangan banyak gerak, deh!” Dan Audrey menyerah, tidak mungkin menghalangi niat Falya.

Sepuluh detik kemudian, Falya bersorak, “Selesaaaaai!”serunya seraya memamerkan buah karyanya yang tertambat di tangan Audrey, seperti seorang pelukis besar yang baru saja menyelesaikan masterpiece-nya. Cowok itu mengamati dengan seksama. Ada bulatan kecil memenuhi sebagian besar telapak tangannya, dengan rumbaian daun-daun di puncak bulatan itu. Membentuk gambar buah.

“Apa ini? Jeruk?” Ia berseloroh usil. Jelas-jelas ia tahu Falya sedang menggambar tomat.

Gadis di hadapannya memberengut, ia sadar ia tidak begitu pandai menggambar. “Ini tomat!”

“Mana? Tidak ada tulisannya kalau ini tomat.”Audrey tidak menyerah.

Tanpa dinyana-nyana, Falya kembali menarik tangan Audrey, mendekatkan ke wajahnya untuk melihat detail yang lebih jelas. Gadis itu kembali menorehkan sesuatu di situ dengan penanya. Beberapa saat kemudian, ia tersenyum lebar, tampak puas. Sedangkan Audrey penasaran dengan apa yang ditambahkan gadis mungil yang kini terlihat menggemaskan dengan pipi bulat kemerahan itu, pada telapak tangannya.

Tak perlu waktu lebih dari dua detik bagi Audrey, sampai akhirnya tawa cowok itu menyembur keras-keras ketika melihat apa yang terjadi di telapak tangannya. “Kamu polos banget, sih! Memang ABG!” Tawanya membuyar, susah reda.

Kini, tepat di bawah goresan berbentuk bulat itu terdapat tulisan ‘Ini tomat’.

Falya meringis lucu. Audrey tidak tahan untuk tidak mengacak-acak rambutnya, “Dasar tomat bodoh!” Cowok itu tidak menyadari bahwa tindakannya barusan membuat sekujur tubuh Falya sontak seperti disengat listrik. Spontan, gadis itu membekap dada, merasakan jantungnya kembali berdegup. Ia tidak bisa menyembunyikan semu pipinya, namun cukup tersiksa dengan deru di dadanya yang tak kunjung melambat.

“Hmmm.. sepertinya kamu butuh rak buku, Fal.”

Falya tergagap, “Eh.. apa?”

Audrey memandang ke arahnya dengan tatapan sangat tenang, “Kamu perlu rak buku, Falya sayang… Sepertinya ini sangat kurang. Kamu ‘kan masih tahun pertama.”

Gadis itu mengangguk seperti robot. Falya sayang? Panggilan itu menggema-gema dalam pikirannya. Sontak, Falya mengetuk-ngetukkan kepalanya dengan tangan mungilnya. Gemas. Kamu kenapa sih, Falyaaaaa?

“Mau aku buatkan?”

Falya makin mirip orang ling-lung. “Em… ya?”

Audrey mengangguk yakin, “Aku buatkan rak untuk kamu, ya? Mau tidak?”

Gadis mungil di hadapannya mengerjap. Belum kembali ke kenyataan setelah kejadian yang entah bagaimana caranya masih membuatnya belum merasa berpijak di bumi, ia kembali dikejutkan oleh seorang Audrey. “Em… yah, mau… mau.”ia menjawab ragu, berusaha mengendalikan diri secepat mungkin.

Tawa renyah itu menguar, “Kamu kenapa sih? Sok malu-malu.”

“Iya, mau! Sekalian dibuatkan rak buku dengan corak tomat, semua tentang tomat! Dan jangan lupa buat lambang itu di raknya, ya!” Entah mendapat kekuatan dari mana, Falya justru terlampau menguasai diri. Lambang yang ia maksud adalah lukisan tomat dan ‘ini tomat’ yang tergores di atas telapak tangan Audrey. Cowok itu tak menyadari tingkah aneh Falya. Ia kembali terpingkal.

“Sudah kuduga. Pasti bakal ngomong begitu. Request diterima.” Audrey nyengir kuda.

0 Response to "Totomatoto #3"

Posting Komentar

Cuap-cuap Darimu