Well, Kesibukan di Mata saya, Mahasiswa nge-Kost

Diposting oleh naela , Senin, 14 Februari 2011 02.32

Ini sungguh-sungguh. Tinggal menunggu jam sebelum deadline tentir berdenting-denting. Tapi saya kok malah nulis ya?


Fine.

Sungguh menyenangkan, ya, ketika saya akhirnya bisa mengalah dan mencoba mencintai bidang ini. Bukan bidang yang sesungguhnya saya idam-idamkan, tapi bidang yang saat ini paling baik untuk kondisi saya. Bidang yang bisa mengerti komitmen saya dan pribadi saya (sekali lagi), namun tetap, bukan bidang impian saya.

Saya sering merasa iri lho, ini beneran. Saya ingin ikut ini-itu, sibuk kesana-kemari, tapi saya tidak siap dengan komitmennya. Bagi saya, keluarga adalah nomor satu, dan libur panjang adalah untuk keluarga, maka saya harus pulang. Senin sampai Jumat, kadang-kadang weekend pun terpakai untuk ngampus, membuat saya harus pintar membagi waktu antara keluarga dan aktivitas saya di sini. Tapi, ya, saya iri, pada teman-teman saya di Jakarta, atau pada teman-teman saya yang sudah nempel di Jakarta. Mereka bisa ikut ini-itu tanpa mempertimbangkan libur adalah family-weeks, tanpa berpikir betapa mahalnya tiket bolak-nalik Jakarta-Jogja, tanpa merasa berharganya waktu saya di rumah setelah beberapa bulan tidak pulang...

Karena itu, saya merasa saya (dari masuk ke fkui) memang sudah mempunyai batas.

ya, batasan waktu, batasan gerak, bahwa satu tahun penuh tidak seluruhnya untuk kampus, tidak 24 jam penuh saya curahkan untuk kampus. Walaupun, tetap, saya iri dengan mereka yang tinggal di Jakarta. Ikut acara liburan, kenapa enggak? toh liburnya lama. Ikut acara di akhir minggu, kenapa nggak? toh tiap hari pulang ke rumah atau minggu depan bisa pulang ke rumah buat yang ngekost. Dan saya? "aduh, ingin ikut panitia X, tapi acaranya nabrak libur nggak ya... takut jadi panitia gabut... takut pas pulang malah sibuk... takut ini, takut itu... takut nggak bertanggungjawab..."

Maka, jadilah saya. Ikut kegiatan yang sesuai dengan kondisi saya, yang tidak terlalu mengikat dan membuat saya kehilangan banyak waktu, yang paling tidak membuat saya capek (sejujurnya, mudah sakit adalah penyakit saya). Bukan, saya mencintai dan senang terhadap apa yang saya lakukan (insya Allah), saya senang di fkui, tapi, yah, saya merasa (kadang-kadang), saya kurang maksimal di bidang non-akademik ini. Tapi, sekali lagi, saya merasa bahwa saya punya batas, dan sebelum masuk ke kampus perjuangan ini pun, batasan ini sudah saya pegang erat-erat.



Suara Pengisi Jatuh

Diposting oleh naela , Sabtu, 12 Februari 2011 06.15

Gelap, dan saya jatuh

Berdiri, kaki seolah lumpuh,
berjalan tertatih, gerimis kata merintih
dan pada akhirnya, saya membiarkan diam mengambil alih

"Kamu tidak lihat, bahwa kamu tidak sendiri?"
"Kamu tidak lihat, bahwa yang penting adalah hati?"
"Kamu tidak merasakan, bahwa kamu harus mencintai?"

Air mata saya menderu, berbulir-bulir memberundung,
terisak, gelap semakin pekat, lekat dan memeluk saya erat

Suara-suara itu terus bertalu, mengalun syahdu mengharu biru
Mereka, entah dari mana, mengisi kepala,
berebutan seperti amukan dewa-dewa

Ada kata "ya" terucap, tanpa sempat mengecap
Ya.

dan suara itu hilang,
tanpa gema.

Perlahan, cahaya itu melebar, dan merengkuh saya dengan kekar.

Ah, tidak gelap lagi.

Tulisan dan Kata

Diposting oleh naela , Jumat, 11 Februari 2011 07.36

Hasrat untuk menulis membumbung ketika saya merencanakannya, namun mendadak lenyap ketika laptop sudah berada di depan wajah saya, tepat di saat jemari-jemari mulai mengayun.


Saya adalah cewek biasa, yang merasa mengalami perubahan signifikan dalam tulis-menulis dibandingkan dulu.

Pertama, saya juga normal, mahasiswi yang lebih senang nonton Secret Garden daripada membaca 10 halaman Guyton. Maka, di tengah kesibukan perkuliahan (maaf banget kalau nulis di blog selalu nyambung ke kuliah), saya lebih memilih hiburan yang cepat-singkat-menghibur, dan dari sekian banyak hedonan yang menggiurkan mata hati pikiran, saya lebih tertarik menonton video, dan reality show... korea.

Bukan korea yang akan saya ceritakan, tp akibat dari kondisi ini.

Yak, akibatnya, menulis yang membutuhkan pikiran dan tenaga lebih, dan dulu termasuk ke dalam hobi saya, sedikit-banyak mulai sulit saya gapai. Tentu saja, menulis adalah keterampilan, dan dapat direngkuh erat ketika sudah menempuh perjalanan penuh kesabaran dan ketelatenan, tidak mudah berhenti hanya karena seonggok batu dan sekumpulan semak. Maka, saya mulai jarang menulis, karena menulis itu lebih menyita waktu daripada menonton video korea, menulis lebih membutuhkan jerih payah padahal badan sudah luluh-lantak pasca-ujian daripada menonton video korea, dan menulis lebih lama memunculkan fun daripada menonton video korea... meskipun ketika sudah terhanyut, keduanya sama-sama mengadiksi.

Maka, saya ingin kembali, ke dalam masa-masa menulis adalah candu (saya bukan seperti sastrawan ataupun novelis, jangan sok-sok 'ciye') dimana ketika menulis, beban saya terangkat, dan kepenatan saya menghilang. Mengingat bahwa saya tidak punya banyak waktu untuk melakukan kegiatan di waktu luang, saya mulai meninggalkannya, rentetan huruf-huruf yang muncul di layar laptop saya itu.

Kali ini saya diam, suara hati saya hnya bisa diwakili jemari-jemari yang terus menari ini, untuk menulis ini. :)
just, trying to figure out, dude, how your heart responses, how your friends respoonse, and what part could be yours, your writing skill imrovement.